Sunday, May 14, 2017

Aku Bingung Apakah Ini Benih Suamiku Atau Benih Rony Selingkuhanku






      Aku sering melihat sinetron di televisi kisah seorang suami yang lupa diri, setelah hidupnya sukses lantas seenaknya mencapakan isterinya dengan berselingkuh dengan wanita lain, bahkan tak jarang seorang suami tega menyakiti secara fisik kepada isterinya sendiri. Tak pernah sedikit pun terbesit dipikiranku bahwa kisah tersebut akan terjadi dalam rumah tanggaku sendiri.
Namun kisah yang akan kuceritakan kali ini bukanlah sebuah cerita yang terjadi didalam sinetron, karena kisah ini benar-benar terjadi didalam kehidupanku yang sedang kualami sekarang. Dimana suamiku yang dulu aku kenal sebagai seorang sosok pria penyayang jujur, lugu, setia dan bertanggung jawab kini berubah menjadi sosok suami yang “menakutkan”, dia tidak hanya menyakiti hatiku saja namun ia juga kerap menyakitiku secara fisik. Tidak cukup sampai disitu suamiku yang dahulu sopan dan ramah kepada kedua orang tuaku kini juga berubah menjadi kasar dan tidak menghormatinya lagi.
Sebenarnya usiaku sudah tidak muda lagi hampir menyentuh kepala empat. Dan aku menikah dengan suamiku sebut saja namanya Dayat (bukan nama sebenarnya) sudah 19 tahun lamanya, aku dikarunia 3 orang anak dua laki-laki dan satu anak perempuan yang baru lahir setahun lalu. Suamiku bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan pemerintahan kabupaten Cilacap Jawa Tengah.
Namun walaupun seorang PNS biasa suamiku terbilang sangat kreatif dan tipe suami pekerja keras, karena untuk menafkahi keluarganya ia tidak hanya mengandalkan dari gaji sebagai PNS saja. Namun dia mencoba untuk membuka usaha diluar kesibukanya dengan mendirikan sejumlah bisnis yang sangat membantu ekonomi keluargaku.
Tak disangka semua usaha yang dirintis suamiku kini berkembang dan maju pesat, tak sia-sia perjuangan suamiku merintis usaha benar-benar dari nol akhirnya membuahkan hasil. Saat memulai usahanya suamiku mengandalkan modal hasil pinjaman dari Bank dengan jaminan rumah kedua orang tuaku, karena waktu itu suamiku tidak mempunyai modal sama sekali.
Setelah usahanya berhasil kini sifat suamiku seolah berubah 180 derajat, aku sekarang tidak menemui lagi sifat lembut dari suamiku justru yang ada sifat suamiku kini menjadi temperamental. Dia kini lebih gampang marah kepadaku, apabila aku melakukan kesalahan kecil saja dia dengan mudahnya membentakku bahkan tak jarang ia menggunakan tangan untuk memukulku atau memecahkan benda yang ada dirumah.
Selain itu perubahan dari suamiku lainya adalah ia kerap tidak ada dirumah, bahkan saat pulang kerumah sering malam hari. Sebenarnya aku sih tidak mempermasalahkanya mungkin karena kesibukan pekerjaan suamiku sehingga mengharuskan ia jarang dirumah dan sering pulang malam hari.
Awalnya aku mencoba menerima perlakuan dan perubahan dari suamiku, pada waktu itu aku berfikir perubahan sikap dari suamiku karena efek stres dari pekerjaan yang begitu banyak. Namun yang lebih menyakitkan lagi belakangan ia juga berani terhadap kedua orang tuaku, terutama kepada bapakku yang kebetulan menjadi karyawan didalam bisnis suamiku juga kerap dibentak layaknya seorang atasan kepada bawahanya terutama apabila bapakku melakukan kesalahan dalam pekerjaanya.
Padahal dahulu suamiku sangat sopan kepada kedua orang tuaku, apalagi usaha yang ia jalankan saat ini berasal dari modal kedua orang tuaku. Suamiku seperti kacang yang lupa akan kulitnya, suamiku memang benar-benar telah berubah.
Yang lebih menyakitkan lagi suamiku belakangan diketahui ternyata mempunyai hubungan asmara dengan wanita idaman lain (Wil) diluar sana, aku pikir hubungan yang dijalin suamiku dengan dengan wanita tersebut sebut saja namanya Lisna (bukan nama sebenarnya) hanya sekedar pacaran saja. Mengingat usia suamiku dengan Lisna terpaut cukup jauh, namun setelah diselidiki lebih jauh ternyata mereka sudah menikah secara agama.
Sakit dan Hancur hati ini rasanya saat mengetahui orang yang selama ini aku cintai didunia ini ternyata telah membagi hatinya kepada orang lain. Janji setia yang diucapkan suamiku dalam perkawinan 19 tahun lalu kini seolah sudah tidak ada artinya lagi, bahtera rumah tanggaku sedang benar-benar di uji oleh sang maha kuasa. Namun aku sangat meyakini seberat apapun ujian yang diberikan oleh sang pencipta pasti ada jalan keluarnya dan mampu untuk dilewati.
Sebenarnya terungkapnya perselingkuhan suamiku dengan Lisna berawal dari kecerobohan suamiku sendiri, ia kerap berkomunikasi dengan isteri simpananya melalui handphone baik melalui telepon maupun dari pesan singkat pada malam hari. Pada suatu malam saat suamiku tertidur pulas handphoe suamiku bunyi terus tanda panggilan, bahkan beberapa kali ada bunyi pesan singkat yang masuk ke handphone milik suamiku.
Sebenarnya aku tidak berani menjawab telepon genggam suamiku yang terus bordering, satu sisi aku juga tidak tega membangunkan suamiku yang tengah tertidur pulas. Akhirnya aku pun memberanikan untuk menjawab telepon suamiku, dan ternyata setelah aku jawab ternyata adalah seorang perempuan dan menanyakan keberadaan suamiku.
Aku pun menjawab bahwa suamiku sedang tertidur pulas, dan menyarankan agar menelpon besok hari saja. Dan saat aku tanyakan apa hubungan wanita tersebut dengan suamiku, dengan tegas perempuan tersebut menjawab bahwa ia adalah isteri dari suamiku yang baru enam bulan lalu menikah. Jujur saja ingin rasanya aku marah dan membangunkan suamiku, namun aku mencoba untuk mengontrol emosiku yang terus meningkat dan aku mencoba menanyakan alamat rumah wanita tersebut.
Setelah tahu alamat lengkap wanita yang mengaku telah menjadi istri dari suamiku tersebut, keesokan harinya aku mengutus adik laki-lakiku untuk mendatangi alamat Lisna untuk mengundangnya datang kerumahku. Sorenya harinya Lisna pun datang kerumahku, saat datang kerumahku kebetulan suamiku sedang ada dirumah. Aku bersyukur mumpung ada suamiku aku sekalian minta kepada suamiku untuk menjelaskan hubungannya dengan Lisna kepadaku.
Saat dipertemukan dengan Lisna, suamiku tidak banyak bicara dihadapanku dia mengakui kesalahanya, dia mengaku telah khilaf dan ia berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Selain itu ia juga berjanji akan segera menyelesaikan permasalahan yang telah ia buat sendiri yakni dengan menceraikan Lisna.
Sebenarnya ,bukan satu kali saja aku mengetahui suamiku mempunyai hubungan khusus dengan wanita lain , bahkan sempat pula ia menjalin hubungan dengan salah seorang sahabat dekatku.Bahkan lebih menyakitkan lagi pernah berhubungan dengan salah seorang gadis anak saudaraku. Aku menyadari suamiku tidaklah ganteng namun mungkin karena alasan uang beberapa wanita mau diajak berhubungan.
Walaupun masalah tersebut selesai, namun sikap kasar suamiku kepadaku dan keluargaku ternyata belum bisa hilang. Ia masih sering marah dan ringan tangan, bahkan perlakuan kasar yang dilakukan oleh suamiku terkadang dilakukan didepan anak-anakku dan kedua orang tuaku.
Beberapa bulan kemudian suamiku kembali ketahuan berselingkuh dengan wanita lain, kali ini wanita tersebut tinggal dijauh dari rumahku. Wanita tersebut berstatus janda beranak satu, kali ini terbongkarnya perselingkuhan suamiku berawal dari adanya laporan dari saudara yang melihat suamiku sering terlihat bertamu kerumah janda sebut saja namanya Ida.
Sebenarnya mendengar informasi tersebut, hatiku kembali sakit seolah membuka luka yang baru sembuh. Untuk membuktikan informasi tersebut akhirnya pada suatu kesempatan aku dan saudaraku merencakan untuk mempergoki saat mereka bersama, dan benar saja beberapa hari kemudian suamiku pergoki sedang berada dirumah janda tersebut. Saat aku meminta penjelasan dari suamiku ia malah memarahiku dan berbalik menuding aku yang berselingkuh,sebagai imbalanya aku ditampar berkali-kali oleh suamiku.
Rumah tanggaku memang benar-benar mengalami keretakan, bahkan kedua orang tuaku menyarankan untuk bercerai dengan suamiku. Namun setiap aku berfikir untuk bercerai dengan suamiku aku selalu saja teringat akan anak-anakku, dan memang hubungan yang retak tidak mungkin menjadi utuh kembali.
Sesungguhnya aku pasrah dengan kehidupan ini, sebagai wanita biasa aku akui bahwa bukan perkara mudah untuk bisa bangkit dan bertahan setelah hati berkali-kali disakiti. Apalagi, selama 19 tahun kami mengarungi bahtera rumah tangga, dan apakah harus berakhir dalam sebuah perceraian.? Pilihan itu selalu sulit aku putuskan karena bagaimanapun pertimbangan utama adalah masa depan ketiga anakku.
Terkadang aku berniat ingin membalas perbuatan suamiku yang telah berkali-kali menyakitiku yakni apabila suamiku mencari wanita lain mungkin aku juga bisa mencari lelaki lain. Aku rasa bukan hal yang mustahil walau usiaku sudah tidak muda lagi namun dengan paras yang aku miliki rasanya aku sanggup memikat lelaki lain. Sampai akhirnya aku bertemu teman lamaku semasa SMA kebetulan dia telah berstatus Duda dan tinggal di luar kota Majalengka, walau temanku sebut saja namanya Roni (bukan sebenarnya) tahu aku masih mempunyai suami namun dia tidak mempermasalahkanya.
Aku mulai sering curhat terkait masalah rumah tanggaku melalui handphone menggunakan fasilitas media sosial, untungnya saja suamiku agak sedikit gagap teknologi (Gaptek) jadi tidak mengetahui aku sering mengobrol dengan lelaki lain. Terus terang aku merasa nyaman saat mengobrol dengan Roni, dan hal tersebut tidak aku dapatkan dari suamiku. Sampai suatu ketika Roni mengajak untuk ketemuan, kebetulan aku dalam sebulan pasti ada agenda ke kota untuk berbelanja .
Alasan itu aku manfaatkan untuk bertemu dengan Roni, setelah selesai berbelanja keperluan perusahaan aku bergegas untuk menemui Roni. Untuk menghidnari kecurigaan suamiku aku mengajak serta salah seorang anaku yang masih kecil. Biasanya Kami janjian bertemu disalah satu hotel dan anakku disuruh main dengan sopirku ke mall.Hatiku berdegup kencang karena untuk pertama kalinya aku berduan dengan lelaki yang bukan muhrim didalam sebuah kamar. Dan gara-gara ingin membalas dendam kepada suami yang berkali-kali telah menyelingkuhiku.
Setelah satu jam kami mengobrol dia mulai berani menjamah tubuhku dan memelukku. Anehnya saat berada dipelukanya aku merasa sangat-sangat nyaman, sesuatu yang sudah lama sekali aku dapatkan dari suamiku. Aku pun membiarkan Roni berbuat lebih jauh kepadaku, sehingga terjadilah perbuatan terlarang. Dengan perasaan ikhlas aku menyerahkan tubuhku kepada Roni tanpa ada perasaan takut dan bersalah kepada suami justru aku merasa senang karena telah membalaskan dendam perbuatan suamiku. Justru sebaliknya aku merasa nyaman saat dekat dengan Roni.
Sejak bertemu Roni karang kini aku tidak memperdulikan perbuatan suamiku, mau dia selingkuh dengan wanita lain juga terserah. Sejak hubungan terlarang dengan Roni aku selalu terbayang-bayang terus dan aku berharap hal itu bisa terus terulang kembali. Setiap hariku selalu menantikan untuk bisa bertemu dengan Roni.
Beberapa bulan menjalin hubungan dengan Roni aku hamil,Aku tidak mengetahui apakah anak yang kukandung ini adalah benih yang ditanamkan suamiku ataukah buah dari hubunganku dengan Roni.Sampai aku melahirkan suamiku sepertinya tidak pernah curiga bahwa aku mempunyai hubungan dengan lelaki lain. Namun sebagai wanita hingga kini aku masih dihantui perasaan bersalah terhadap suamiku. Salah satu pertanyaan yang senantiasa muncul adalah … Anak siapakah yang aku lahirkan ini? Haruskah aku berterus terang…???










  sumber: http://sinarmedia-news.com/apakah-anak-yang-kulahirkan-anak-suamiku/#comment-8

No comments:

Post a Comment