Saturday, May 6, 2017

Luluh Dan Hancur Hati Dan Perasaan Saya Ketika Mengetahui Istriku Selingkuh





     Saya adalah seorang suami berusia 32 th dan istri saya berusia 29 th, Alhamdulillah kami telah membina rumah tangga selama 8 tahun dan telah dikaruniai 2 putra putri (SD dan TK). Kami berdomisili di Semarang.

    Saya seorang Akuntan, istri saya seorang pegawai swasta. Istri saya sudah bekerja di perusahaan ini (jasa konsultasi pajak) sudah selama 8 tahun sebagai seorang sekretaris merangkap admin dan keuangan (karena perusahaan itu sifatnya milik perorangan dan tidak begitu besar). Tetapi sekitar bulan September 2012 istri saya terpaksa resign dari pekerjaannya (karena mengasuh anak-anak kami), tetapi karena atasannya sangat menggantungkan dan mempercayakan pekerjaan pada istri saya, maka istri saya diminta untuk datang ke kantor setidaknya 2 kali setiap pekannya untuk datang mengurus keuangan perusahaannya. Waktu itu kami berpikir Alhamdulillah masih ada tambahan untuk kebutuhan keluarga.


    Hubungan persaudaraan keluarga kami dan keluarga atasan istri saya cukup baik. Sekitar 1 bulan yang lalu, istri dari atasan istri saya (sebutlah namanya adalah si Z dan nama istrinya adalah ibu Y), menelepon saya karena akan berkunjung ke kantor saya dengan alasan ada proyek baru. Tetapi saya mempunyai firasat lain, pasti ada sesuatu yang akan disampaikan di luar proyek tersebut. Dan ternyata benar, ibu Y menyampaikan bahwa suaminya jalan dengan istri saya dengan kata lain MEREKA BERSELINGKUH!



    Firasat saya benar, pasti ada apa-apa dengan istri saya. Pikiran negatif terhadap istri saya selama bertahun-tahun ini menjadi kenyataan. Luluh dan hancur hati dan perasaan saya, apalagi ketika ibu Y memperlihatkan isi BBM-an suaminya dengan istri saya. Ibu Y tahu kejadian ini dari ponsel Blackberry suaminya yang teledor menyimpannya. Sungguh sakit kami membaca isi BBM itu, isi BBM itu sudah diluar batas kewajaran, sangat jorok dan jijik saya membacanya.


     Singkat cerita akhirnya saya memanggil istri saya dan saya meminta ibu Y membawa si Z ke rumah saya dengan tujuan akan diinterogasi. Saya meminta bantuan kakak ipar saya (kakak dari isteri saya untuk mendampingi saya dan juga sebagai saksi). Akhirnya saya, istri saya, kakak ipar saya, ibu Y dan si Z berkumpul di rumah saya.

Dengan bukti percakapan BBM yang sudah saya print dan saya tunjukan ke mereka akhirnya mereka mengakui bahwa mereka berselingkuh, bahkan sudah melakukan hubungan badan di tempat kerja!!! Istri saya beberapa kali pingsan dan menangis terus-menerus karena terbongkarnya kasus ini.
Istri saya bersujud dan meminta maaf kepada saya di hadapan mereka dan mengaku bersalah, tetapi istri saya menyampaikan bahwa hal itu dilakukan karena di bawah tekanan dan paksaan si Z yang galak (si Z sepengetahuan saya memang galak kepada pegawainya), dan karena masih membutuhkan pekerjaan itu, bukan karena dasar saling suka, bahkan istri saya menyampaikan sesungguhnya hatinya sangat terpukul dan menjerit ketika peristiwa itu berlangsung (sama sekali tidak ada rasa suka ataupun menikmati) di samping itu memang istri saya masih membutuhkan pekerjaan untuk membantu kebutuhan keluarga.

Dalam BBM-an itu istri saya selalu meladeni apapun pertanyaan dari si Z, seperti “masih sayang ga sama aku?”, istriku menjawab “bukan masih tapi tetap!”,

lalu pertanyaan lainnya “enakan sama aku atau sama ‘yang di rumah’ ??”, istriku menjawab “ya


     enakan sama situ dong!”, dll.

Istri saya membela diri sambil menangis, dan sambil menyebut “Demi Allah” bahwa apa yang dia jawab di BBM itu adalah bohong (bukan mewakili hatinya), semata-mata untuk menyenangkan si Z, karena istri saya takut dimarahin, dan takut kehilangan pekerjaan itu. Istri saya meyakinkan saya bahwa cintanya, kasih sayangnya hanya untuk saya seorang. Tidak ada niatan sama sekali untuk menanam duri di daging saya.



     Si Z akhirnya meminta maaf dan meyakinkan kami semua bahwa peristiwa itu adalah murni kesalahan dia, istri saya tidak bersalah katanya. Pengakuan istri saya bahwa kejadian itu terjadi sejak istri saya resign, entah kapan persisnya dan berapa kali kejadiannya. Mereka tidak bilang bulan apa dan berapa kali, walaupun sudah kami desak. Bahkan ibu Z memukuli suaminya di hadapan kami. Tapi Alhamdulillah bu, saya masih bisa mengendalikan emosi, tak sepatah kata kasar pun yang keluar dari mulut saya, apalagi perlakuan fisik baik itu ke si Z ataupun ke istri saya.




   Sumber: http://islami-viasuara.blogspot.ae/2017/04/kisah-pedih-suami-sabar-istrinya.html

No comments:

Post a Comment